Selasa, 03 Juli 2012

Khianat membuat rohani manusia menjadi suram


Khianat membuat rohani manusia menjadi suram dan menjuruskan pikiran dan kasih sayangnya kepada kesesatan dan kerugian total. Ancaman ini datang dari merajalelanya hawa nafsu, ketika pikiran jahat niendiktekan untuk menerima kerendahan dan kenistaan, kebalikan dari menerima inspirasi dari akal dan iman.
      an, kelelahan, dan kepapaan, dan biarlah orang mencapai tujuan dan harapan mereka dengan memuji diri dan menjilat.Janganlah berteman dengan orang terkemuka kepada siapa manusia berlomba untuk mendekatinya. Pakailah busana takwa dan akhlak hingga rambutmu berubah kelabu, tetapi jangan sekali-kali kaubiarkan aib yang suram menodaimu. Kemudian, bersyukurlah kepada Tuhan dan berserah dirilah kepada-Nya dengan nurani suci dan hati yang
                Setiap orang memerlukan kepercayaan orang lain terhadap dirinya. Seorang karyawan atau pedagang dapat beroleh keuntungan material melalui berbagai jenis pengkhianatan, dan barangkali ia mampu menyembunyikan pengkhianatan dan kepalsuannya untuk waktu singkat. Tetapi, pada suatu waktu hal itu akan terungkap dan menyebabkan ia kehilangan kepercayaan, yang merupakan modal utamanya. Ia juga akan menodai martabatnya dalam masyarakat dengan tindakantindakan buruk itu.
            optimis.
             
              Kejujuran adalah modal manusia dalam kehidupan. Orang mempercayai dan mengandalkan orang jujur, dan ini memungkinkan orang jujur itu menjalani kehidupan yang bersih dan terhormat. Bilamana kita mengandalkan orang jujur, kita melaksanakan kejujuran pada setiap sektor kehidupan dan dapat mencapai banyak tujuan serta mendapat banyak pengalaman berharga. Dari sini, kita akan maju dalam kehidupan dengan rasa aman dan bahagia.
              Orang khianat hidup dalam ketakutan yang tak berkesudahan. Mereka takut, cemas, goyah, dan biasanya pesiniis.
                  Adalah suatu fakta nyata bahwa ketenteraman dan ketertiban masyarakat tergantung pada keamanan umum. Karena rasa tak aman dan getirnya kecemasan yang merongrong lingkungan masyarakat disebabkan oleh pengkhianatan, maka perilaku khianat mengancam hakikat kehidupan sosial. Sesungguhnya, di mana tak ada keamanan dari pengkhianatan maka di sana tak ada kebebasan, persaudaraan, atau kemanusiaan.
                  Agama Mengutuk Pengkhianatan
                        Allah Yang Mahakuasa menjadikan hukum-hukum yang diatur-Nya bagi makhluk-Nya sebagai "amanah". IaYang Mahasuci juga memperingatkan manusia terhadap bahaya khianat dalam banyak contoh di Kitab Suci.,
                Khianat tidak terbatas pada urusan-urusan tertentu, melainkan meliputi seluruh tindakan manusia. Bilamana kita uji kata-kata dan perbuatan, kita dapati bingkai batasan pengkhianatan yang tepat dan jelas; apabila seseorang tersesat sedikit dari bingkai itu maka ia pun meninggalkan wilayah kejujuran dan memasuki padang pengkhianatan dan kebatilan.
    Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul, dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu padahal kamu mengetahui.
                              (QS. 8:27)
                    Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.
   
Seorang tokoh memberikan nasihat kepada putranya,
                                                      (QS. 4:58)
                              Anakku, jadilah miskin dan papa saat orang menjadi kaya raya karena pengkhianatan. Hiduplah tanpa kemasyhuran dan kedudukan, dan biarlah orang mencapai kedudukan tinggi dengan ngotot dan berkelahi. Tanggunglah kepedih
   
                Amirul Mukminin `Ali mengatakan, "Bentuk pengkhianat an terburuk adalah mengkhianatai sahabat yang akrab dan tulus, dan melanggar perjanjian." (Ghurar al-Hikam, h. 501)


Ia juga mengatakan, "orang yang terburuk adalah orang yang tidak peduli akan amanat dan tak menahan diri dari pengkhianatan." (Ghurar al-Hikam, h. 446)
  Rasulullah (saw) mengatakan, "orang yang berbuat jahat akan dihukum di dunia ini."
(Nahj al,Fashahah)
          Menurut Dr. Rose Keen,
            Katanya lagi, "Jauhilah pengkhianatan, karena ia adalah seburuk-buruk dosa; sesungguhnya orang khianat akan disiksa di neraka karena pengkhianatannya."
(Ghurar al Hikam, h. 150)
                        Setiap kesalahan yang saya lakukan dalam hidup saya akan menghadang jalan saya dan merenggut kebahagiaan dari saya; ia akan mengalihkan pengertian dan kesadaran saya. Sebaliknya, setiap usaha yang benar atau tindakan saleh menyertai dan memotivasi saya untuk mencapai segala tujuan dan harapan.
        Imam Ja`far Shadiq menasihati salah seorang sahabatnya,
                Jangan sekali-kali mengucapkan selamat berpisah kepada kami tanpa menasihati dua perilaku: (1) tetaplah berbicara benar dan (2) sampaikan amanat kepada yang saleh maupun pendosa, karena kedua perilaku itu adalah jalan kepada rezeki.
                Teori mekanis yang mengatakan bahwa "aksi dan reaksi adalah sama" berlaku pada pula pada psikologi perilaku. Perbuatan baik dan buruk mempunyai akibat yang sesuai pada pelakunya maupun pada orang-orang sekitarnya, atau yang menirunya.
           
(Safinah al-Bihar, I, h. 41)
      Islam mengajak semua orang kepada kehidupan yang kokoh dan bahagia di bawah tatanan pelaksanaan kewajiban yang ditentukan menurut perintah-perintahnya yang luhur. Islam juga menekankan pentingnya menyampaikan amanat.
        Irnam `Ali mengatakan, "Penyampai amanat adalah gelar kaum mukmin yang sesungguhnya."
(Ghurar al-Hikam, h. 453)
      Iman adalah senjata penjaga rohani. Ia merupakan faktor penting yang dapat menjangkau jauh ke dalam jiwa. Ia mengatur perbuatan dan perilaku manusia dengan tatanan yang tepat. Irnan juga rnemantapkan rasa tanggung jawab individu dan sosial, memperingatkan manusia terhadap pengaruh kerusakan masyarakat, dan menuntun masyarakat kepada kesalehan dan kebenaran.
        Imam Shadiq berkata,
                  Berteguh hatilah menyampaikan amanat. Demi Dia yang mengutus Muhammad (saw) sebagai Nabi yang benar, seandainya orang yang membunuh ayahku menitipkan kepada saya pedang yang digunakannya membunuh beliau, aku akan mengembalikannya kepadanya.
               
(Amali al-Shaduq, h. 149)
  Iman mencegah kerusakan dan pengkhianatan. Ia membuat orang-tua bertanggung jawab membuka jalan bagi anakanaknya untuk mencapai kehidupan bahagia, dengan jalan menguji secara cermat kebiasaan-kebiasaan mereka di usia dini, menanamkan keimanan dalam hati mereka, dan mendorong perilaku yang terpuji dalam diri mereka.
                          Dalam Islam, tak ada tenggang rasa terhadap orang khianat. Dalam keadaan tertentu, Islam menetapkan pemotongan tangan orang yang menyerobot harta kaum Muslim. Islam menerapkan dengan keras hukum pidana terhadap pengkhianat, demi melindungi hak-hak sosial dan memelihara keselamatan umum. Prosedur ini menempatkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat, dan membantu pembinaan umat yang saleh.
            Imam Zainal `Abidin berkata,
                "Anda bertanggung jawab mengenai orang-orang yang berada di bawah perwalian Anda; membangun akhlaknya, membimbingnya ke jalan Tuhannya Yang Mahasuci, dan membantunya menaati [Allah]."
        Setiap kesalahan yang dilakukan mempunyai akibat buruk di dwlia ini dan di akhirat, di samping menjadi faktor bagi kejatuhan manusia.
       





Tidak ada komentar:

Posting Komentar